Hubungi Kami"... jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan, ..." (Rm. 14:8)

Ketika Menjadi Lemah, Ini Cara Mengatasinya…

Fokus Hidup “Semua orang dapat menjadi lemah atau mengalami saat-saat lemah secara rohani. Bagaimana cara mengatasi ketika menjadi lemah? Simak renungan in yang dapat menguatkan iman Anda ketika kerohanian sedang merosot.”

Bacaan Ayat: 2 Korintus 11:24-28; 12:10
Lima kali aku disesah orang Yahudi, setiap kali empat puluh kurang satu pukulan,(ayat 24)

tiga kali aku didera, satu kali aku dilempari dengan batu, tiga kali mengalami karam kapal, 
sehari semalam aku terkatung-katung di tengah laut. (ayat 25)

Dalam perjalananku aku sering diancam bahaya banjir dan bahaya penyamun, bahaya dari pihak 
orang-orang Yahudi dan dari pihak orang-orang bukan Yahudi; bahaya di kota, bahaya di 
padang gurun, bahaya di tengah laut, dan bahaya dari pihak saudara-saudara palsu. (ayat 26)

Aku banyak berjerih lelah dan bekerja berat; kerap kali aku tidak tidur; aku lapar 
dan dahaga; kerap kali aku berpuasa, kedinginan dan tanpa pakaian, (ayat 27)

dan, dengan tidak menyebut banyak hal lain lagi, urusanku sehari-hari, yaitu 
untuk memelihara semua jemaat-jemaat (ayat 8)
(2 Korintus 11:24-28)

Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, 
di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat.
(2 Korintus 12:10)

 

Setiap orang memiliki kelemahannya masing-masing. Ada beberapa jenis kelemahan, seperti kelemahan fisik dan kelemahan rohani. Bentuk kelemahan fisik, berupa cacat tubuh dan disebabkan oleh sakit penyakit.

Sedangkan kelemahan rohani adalah bentuk kerapuhan seseorang akan imannya kepada Tuhan karena tidak memiliki pengenalan yang benar. Orang yang lemah secara rohani, ciri-cirinya adalah dikuasai oleh dosa, keinginan daging, ketakutan dan kekuatiran, mencari kebahagian semu, dan tidak mampu bersyukur.

Namun berbeda dengan menjadi lemah. Maksud ketika menjadi lemah di sini adalah seseorang yang dahulu kuat secara rohani kini menjadi lemah.

Contoh, sebelumnya ia begitu setia  beribadah, melayani Tuhan dengan penuh semangat, bersukacita, dan selalu bersyukur, tetapi tiba-tiba ia mulai jarang beribadah, tidak bergairah lagi melayani Tuhan, dan bahkan bersungut-sungut.

Baca juga: Hidup yang Berserah Kepada Tuhan

Memang setiap orang akan mengalami kejenuhan dan kebosanan karena rutinitas, karena itu ia perlu merenungkan kembali kasih Tuhan dan memperbarui komitmennya. Tetapi, menjadi lemah juga bisa disebabkan oleh kekecewaan terhadap Tuhan maupun sesama, ketakutan dan kekuatiran, dan tawaran dunia yang menggiurkan.

Menjadi lemah juga pernah dialami oleh murid-murid Tuhan Yesus. Setelah Yesus ditangkap dan disalibkan, para murid menjadi takut dengan orang-orang Yahudi (Yoh 20:19). Begitu juga dengan Petrus yang justru menyangkal Kristus namun menyadari kesalahannya.

Ada juga beberapa murid-Nya yang kembali pada profesinya yang lama (Yoh 21:1-4). Padahal murid-murid Kristus sebelumnya adalah orang-orang yang loyalitas, taat, dan mengikuti perintah Yesus. Alasan terkuat murid-murid-Nya menjadi lemah adalah karena Kristus sudah mati.

Kekecewaan mereka muncul sebab beranggapan Yesus datang sebagai Raja Politik, yakni membebaskan mereka dari jajahan Romawi dan menjadi Raja atas Israel, namun ternyata Ia mati di atas kayu salib (Luk 24:19-21).

Setelah Kristus bangkit dan menampakkan diri kepada murid-murid-Nya, maka hilanglah kekecewaan mereka dan tongkat estafet penerus gereja di dunia ini dimulai dari murid-murid-Nya.

Baca juga: Melihat dengan Mata Rohani, Fokus Iman yang Benar

Demikian juga dengan Paulus. Ia mengalami berbagai tantangan dalam perjalanan misi. Ia di penjara, disesah, dihina, dan dianiaya, tetapi tidak menjadi lemah. Kesulitan demi kesulitan yang dihadapi, tidak membuatnya gentar dan kecewa melainkan semakin giat dalam melayani Tuhan.

Paulus tidak pernah mundur dalam pelayanan. Kesulitan demi kesulitan yang ia alami, bahkan dirinya seperti di ujung tanduk, semuanya itu tak mampu memudarkan semangatnya.

Apa yang membuat Paulus tetap eksis, antusias, dan rela berkorban dalam mengikut Tuhan Yesus? Sebab ia tahu benar bahwa yang dilayaninya itu adalah Tuhan pencipta langit bumi.

Bahkan baginya, hidup untuk Kristus dan mati adalah keuntungan. Artinya ia tidak lagi peduli dengan kepentingan atau keinginan dirinya sendiri, melainkan sepenuhnya ia serahkan kehidupannya kepada Tuhan. Ia tidak takut mengalami kematian sewaktu-waktu. Prinsip dan iman Paulus ini bernilai tinggi di hadapan Tuhan.

Baca juga: Melibatkan Tuhan dalam Segala Hal

Belajarlah seperti Paulus yang tetap konsisten dalam iman, sebab Tuhan kita adalah Allah yang hidup dan tidak akan pernah meninggalkan kita. Memang, kita tidak lepas dari berbagai persoalan hidup yang sebetulnya sebagai alat pembentukan karakter dan iman kita. Dan, sewaktu-waktu kita dapat menjadi lemah.

Cara yang tepat ketika kita menjadi lemah adalah milikilah hati untuk bersedia dibentuk oleh Tuhan. Orang yang bersedia dibentuk oleh Tuhan, Ia akan mengingat kebaikan Tuhan yang mulia, yakni Ia telah mati bagi-Nya dan menebus dosa, bahkan melayakkannya menjadi anak-Nya.

Inilah yang perlu direnungkan dan mulailah untuk kembali berkomitmen.

Ingatlah, segala persoalan yang kita alami adalah sebagai nutrisi bagi iman kita. Justru akan membuat kita mengenal Dia bila kita tetap mencari wajah-Nya dan kuat dalam menghadapi tantangan pada level iman berikutnya.

Baca juga: Tampil Inner Beauty, Cantik Batiniah

Karena itu, tetaplah tinggal dalam di dalam kasih-Nya, dan perhatikan keadaan hatimu. Bila mulai serong atau disusupi oleh kegeraman, kebencian, keinginan-keinginan, dsbnya, segeralah berbalik kepada Tuhan. Mintakah pengampunan, bertobat, dan bertumbuhlah dalam kebenaran firman-Nya.

Atasilah segala bentuk kekecewaan, kekuatiran, dan tawaran dunia dengan iman yang teguh. Dan jangan biarkan hal-hal demikian mengisi ruang hati kita, sehingga kita menjadi lemah secara rohani.

Namun, ketika kita menjadi lemah, bangkitlah kembali dan berjuanglah dalam pertandingan iman!

 

DOA
Bapa, ajarkanlah kebenaranMu dan beritahukanlah kehendakMu bagiku, agar aku memiliki pengenalan yang benar dan iman yang teguh. Dalam nama Tuhan Yesus. Amin.

(Dilarang meng-copy dan publish ulang tulisan ini, tanpa seijin penulis)

 

Jika Anda merasa diberkati dengan artikel “Ketika Menjadi Lemah, Ini Cara Mengatasinya...” ini, bagikanlah ke sosmed (Facebook, Twitter, Gogle+, dll.) Anda. Jangan lupa, Like (Sukai) Fanspage Facebook Fokus Hidup yang ada di situs ini atau klik DI SINIuntuk mendapatkan info-info terbaru dari fokushidup.com.

Mari bergabung juga dengan grup Facebook Fokus Hidup dengan cara klik DI SINI. Silahkan tinggalkan komentar Anda, bila ingin menanggapi, bertanya, ataupun memberikan saran dan kritik.

Kunjungi juga beberapa artikel di bawah ini yang dapat menguatkan iman Anda?

 

2 Comments

Tanggapan Anda:

error: