7 FAKTA TENTANG PEREMPUAN SUNEM DALAM PL
|4. Perempuan Sunem ini Menerima Upah Dari Tuhan (2 Raja-raja 4:14-17)
Dalam Alkitab, dikatakan “… Apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya” (Gal 6:7). Tentu, bukanlah isapan jempol belaka, sebab faktanya demikian. Jika seseorang menabur kebaikan, suatu hari ia akan menuai kebaikan pula.
Sebaliknya, jika seseorang menabur kejahatan, maka akan menuai kejahatan. Hidup ini terus berjalan, dan apa yang kita lakukan hari ini dapat berdampak di masa yang akan datang. Tidak bisa dimungkiri, hukum tabur tuai masih berlaku.
Demikian juga yang dialami oleh perempuan Sunem. Sikapnya yang murah hati, hidup takut akan Tuhan, dan jerih payahnya selama ini dalam melayani Tuhan, tidaklah sia-sia. Ia menerima upah yang tepat dari Tuhan, sesuai dengan pergumulannya selama ini.
Tentu saja, pelayanan perempuan Sunem ini bukan sekadar menyediakan tempat, melainkan juga melayani menyediakan hidangan makanan bagi tamunya Elisa dan menyediakan kebutuhannya, bila Elisa mampir di kamarnya itu. Perbuatan perempuan Sunem ini tidak luput di mata Tuhan, Ia pun memberkati rahim perempuan ini.
Setelah Elisa tahu bahwa perempuan Sunem ini tidak mau menerima imbalan atau tidak menginginkan apa-apa, ia tetap ingin membalas budi baiknya selama ini. Elisa berdiskusi dengan Gehazi, “Apakah yang dapat kuperbuat baginya?” Tentu, dengan hikmat Tuhan pula Gehazi menjawab, “Ah, ia tidak mempunyai anak, dan suaminya sudah tua.” Disuruhnya Gehazi memanggil perempuan itu.
Perempuan sunem ini berpikir bahwa Elisa membutuhkan sesuatu, sehingga ia datang dan berdiri di depan pintu. Ternyata, ia mendapat nubuatan dari Elisa bahwa ia akan mendapatkan seorang anak. Tetapi, ia tidak percaya.
Usia yang terpaut jauh dengan suaminya di mana suaminya lebih tua darinya, secara medis akan sulit memiliki anak karena usia memengaruhi produktivitas seseorang. Dan mungkin saja selama ini ia terus berdoa dan berjuang mendapatkan anak namun tak kunjung hamil.
Hal inilah yang mungkin membuatnya tidak berani berharap dan tidak percaya bahwa ia dapat melahirkan. Bahkan sebenarnya, ia bisa mengajukan permintaan mendapat anak kepada Elisa. Namun meski tanpa memiliki anak, selama ini ia hidup bahagia dengan suaminya. Perbedaan usia dengan suaminya, tidak membuatnya hidup semaunya dan menghabiskan uang untuk keperluannya sendiri, seperti halnya para wanita modern masa kini.
Sikapnya yang tulus melayani dan tidak ada motivasi tertentu, membuatnya menerima upah seorang anak dari Tuhan.
Terkadang Tuhan menjawab pergumulan kita sesuai dengan apa yang telah kita lakukan buat Tuhan, walau kadang kita tidak percaya akan apa yang bisa Tuhan lakukan kepada kita. Yang menjadi bagian kita adalah tetaplah melayani Tuhan dalam kondisi apapun dan jauhkanlah hati kita dari motivasi pamrih, maka Tuhan pencipta semesta alam akan menjawab segala kebutuhan Anda (Mat 6:33).
“Lakukan bagian Anda dan Tuhan akan melakukan bagian-Nya, sebab hanya orang-orang setia yang layak mendapat upah.”
5. Perempuan Sunem ini memiliki iman yang bertumbuh melalui pengalaman hidup (2 Raja-raja 4:18-37)
Menurut tradisi Yahudi, memiliki anak laki-laki adalah hal penting.
Alkitab Edisi Studi menjelaskan, “Tanpa seorang anak laki-laki, nama keluarga itu tidak akan berlanjut, dan garis keturunan keluarga itu akan terhapus. Seorang perempuan juga bergantung pada anak laki-lakinya untuk melindungi dan menanggung hidupnya jika suaminya meninggal.”
Maka dapat kita bayangkan betapa bahagianya perempuan Sunem itu ketika mendapatkan seorang anak laki-laki. Meski ia tidak percaya, namun toh ia melahirkan juga.
Setelah anak itu bertumbuh besar, pada suatu hari, keluarlah ia menemui ayahnya di ladang gandum milik ayahnya. Nahas, tiba-tiba kepalanya sakit dan akhirnya ia dibawa pulang kepada ibunya. Duduklah ia di pangkuan ibunya sampai tengah hari dan sesudah itu, ia mati.
Hati seorang ibu manakah tidak akan sedih bila melihat anak yang disayangi, mati di pangkuannya? Namun perempuan Sunem ini tetap tenang dan melakukan hal yang tepat.
Dia lantas membawa anaknya ke ruang atas tempat nabi Elisa, kemudian membaringkannya di atas tempat tidur, dan menutup pintu kamar itu. Ia pun meminta suaminya agar pelayannya mempersiapkan keledai betina untuk ditungganginya menemui nabi Elisa dan ia akan langsung pulang ke rumahnya.
Baca juga: 8 AKIBAT MENOLEH KE BELAKANG, PENTING DISIMAK
Suaminya pun heran dan khawatir sebab biasanya orang-orang menemui abdi Tuhan pada bulan baru dan pada hari Sabat. Karena itu, ia bertanya kepada istrinya, mengapa ia hendak pergi menemui Elisa.
Jawab perempuan itu kepada suaminya, “Jangan kuatir.” Dalam bahasa Ibrani menggunakan kata Shalom, secara harfiah adalah “damai sejahtera”. Perempuan itu bermaksud meyakinkan suaminya agar tidak khawatir. Ia pun berangkat ke gunung Karmel menemui Elisa.
Ada hal menarik ketika Elisa menyuruh Gehazi bertanya “Selamatkah engkau, selamatkah suamimu, selamatkah anak itu?” Jawabnya, “Selamat.” Mengapa ia menjawab demikian padahal anaknya ia tahu sudah mati? Tentu jawaban ini terdorong oleh imannya bahwa anaknya akan selamat atau hidup. Bahkan, perempuan Sunem tetap bersikeras meminta Elisa melakukan sesuatu bagi anaknya (2 Raj 4:30).
Alhasil, kuasa Tuhan melalui Elisa, anak itu dibangkitkan. Alkitab penuntun Hidup Berkelimpahan menjelaskan “Allah menyebabkan dia mengalami ujian berat dengan membiarkan anaknya mati (ay 18-21). Allah memulihkan nyawa anaknya ketika dia berpegang teguh pada janji Allah (ay 22-37).”
Tindakan yang tepat dan disertai oleh iman mendatangkan berkat kebangkitan bagi anaknya.
Perempuan Sunem ini belajar dari pengalaman, jika Tuhan dapat memberikannya seorang anak, maka Tuhan pun dapat membangkitkan anaknya. Bertindaklah dengan iman ketika kita menghadapi persoalan agar kita dapat melakukan tindakan yang tepat sesuai dengan kehendak Tuhan.
“Banyak orang gagal karena tidak melakukan hal yang tepat, karena itu bertindaklah sesuai dengan kehendak Tuhan.”
Baca selanjutnya: Klik NEXT di bawah ini, atau klik DI SINI untuk melanjutkan ke isi artikel berikutnya
Terimakasih untuk renungannya kak 🙂
Kiranya Tuhan Yesus Memberkati Pelayanan kakak 🙂
Puji Tuhan Yesus, Terim kasih untuk keterangan nya mengenai perempuan sunem.
Terimakasih….GBU