Hubungi Kami"... jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan, ..." (Rm. 14:8)

10 FAKTA JODOH KRISTEN BERDASARKAN ALKITAB

6. Jodoh Kristen Bukan Main-Main, Melainkan Tujuan Menikah

Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri. Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat, karena kita adalah anggota tubuh-Nya.

Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Rahasia ini besar, tetapi yang aku maksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat.

Bagaimanapun juga, bagi kamu masing-masing berlaku: kasihilah isterimu seperti dirimu sendiri dan isteri hendaklah menghormati suaminya. (Efesus 5:28-33)

 

Bagian keenam dalam pembahasan tentang jodoh Kristen berdasarkan Alkitab adalah mencari jodoh janganlah main-main atau mencari kesenangan semata, melainkan tujuannya untuk menikah.

Hubungan Kristus dengan jemaat atau orang percaya digambarkan seperti hubungan antara suami dan istri, Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya (Ef. 5:25). Karena itu, suami harus mengasihi istri dan istri harus tunduk kepada suami. Dengan demikian, kedua-duanya (suami dan istri) memiliki penundukkan diri sepenuhnya kepada Kristus.

Dalam pernikahan, seorang pria akan meninggalkan orang tuanya dan bersatu dengan istrinya, keduanya itu menjadi satu daging. Artinya, kedua-duanya telah terikat satu sama lain, saling memiliki, mengaplikasikan kasih Kristus dalam membangun keluarga, dan terlebih penting membangun rumah tangga yang berkenan bagi Tuhan.

Mengingat pernikahan itu serius, bukan main-main, termasuk melakukan kehendak Tuhan, juga terhindar dari dosa percabulan apabila tidak mampu selibat (1 Kor. 7:1-2,8-9), maka seseorang dalam berpacaran, hendaknya mencari jodoh Kristen dengan tujuan untuk menikah.

Sayangnya, ada banyak anak muda di usia yang belum wajar untuk berpacaran, yakni di usia remaja, sudah memiliki kekasih atau pacar. Bahkan mereka membiarkan diri mereka dikuasai hawa nafsu dan tidak takut lagi dengan dosa percabulan.

Baca juga: Kasih kepada Keluarga Seiman dengan Agape

Tujuan para remaja yang mulai berpacaran ini, kebanyakan adalah untuk kesenangan semata. Bagi mereka, bila tidak memiliki pacar di usia yang menurutnya sudah wajar berpacaran, dianggap kurang gaul, cupu atau istilah lainnya yang menyudutkannya, sehingga mereka memaksa diri untuk berpacaran di usia dini.

Di sisi lain, pengaruh sinetron, film romantis, atau video negatif memicu mereka untuk memiliki keinginan mempunyai pacar, meski usia mereka terbilang masih belia. Bahkan parahnya, ada yang melakukan hubungan badan di usia remaja.

Film-film tersebut dapat merangsang atau membuat mereka berfantasi untuk meraih yang menurut mereka adalah sebuah kenikmatan yang bisa diperoleh dalam berpacaran. Kedangkalan dalam memaknai arti hidup, menjebak mereka kepada mencari kesenangan daging semata.

Jarang sekali para pemuda yang berpacaran untuk tujuan menikah. Dan lebih baik, seorang yang masih berusia remaja adalah jangan berpacaran dulu. Sebaiknya ia konsentrasi belajar atau sekolah dan membangun kerohaniannya agar semakin kuat imannya di dalam Tuhan. Setelah usianya matang atau sudah dewasa, barulah ia mulai mencari jodoh Kristen.

Perlu dipahami oleh seluruh pemuda dan pemudi Kristen, bahwa berpacaran seharusnya adalah tujuan untuk menikah, bukan kesenangan semata atau bukan untuk main-main. Apabila berpacaran untuk pamer atau main-main, maka hal itu bisa merusak sekolahnya atau masa depannya.

Oleh sebab itu sebagai anak muda yang takut akan Tuhan, sebaiknya janganlah berpacaran dulu selagi masih sekolah atau di bawah umur. Sebab bisa merusak studi atau putus sekolah dan bisa terjadi hamil di luar nikah karena tidak bisa menguasai diri dari hawa nafsu.

Hal ini, selain merugikan dirinya sendiri dan masa depannya, juga merugikan masa depan anaknya, yang tidak mendapatkan kasih sayang secukupnya darinya, sebab ia tidak cukup mumpuni membesarkannya dengan penuh kasih sayang. Bahkan belum mampu mencukupi kebutuhan gizi dan pertumbuhan anaknya itu.

Selain itu, percabulan adalah kekejian bagi Tuhan. Maka, ingatlah bahwa berpacaran itu untuk menikah bukan untuk main-main. Sebab sebelum menikah, seseorang butuh perkenalan dan mengenal lebih jauh pribadinya.

Inilah tujuan berpacaran yang seharusnya, yakni mengenal dahulu dengan baik pasangannya tersebut, terutama mengenai kerohaniannya. Berpacaranlah di usia dewasa, bukan di usia remaja atau belia, agar mendapatkan jodoh yang tepat, bertanggung jawab, dan pantas masuk dalam jenjang pernikahan.

 

 

7. Jodoh Kristen adalah Berkomitmen Setia Sampai Maut Memisahkan

Bukankah Allah yang Esa menjadikan mereka daging dan roh? Dan apakah yang dikehendaki kesatuan itu? Keturunan ilahi! Jadi jagalah dirimu! Dan janganlah orang tidak setia terhadap isteri dari masa mudanya.

Sebab Aku membenci perceraian, firman TUHAN, Allah Israel–juga orang yang menutupi pakaiannya dengan kekerasan, firman TUHAN semesta alam. Maka jagalah dirimu dan janganlah berkhianat! (Maleakhi 2:14-16)

Hendaklah kamu semua penuh hormat terhadap perkawinan dan janganlah kamu mencemarkan tempat tidur, sebab orang-orang sundal dan pezinah akan dihakimi Allah. (Ibrani 13:4)

 

Bagian ketujuh dalam pembahasan tentang jodoh Kristen berdasarkan Alkitab adalah kedua-keduanya hendaknya memiliki komitmen untuk setia hingga maut memisahkan.

Jodoh Kristen berdasarkan Alkitab adalah menekankan prinsip-prinsip Alkitab dalam pernikahan. Di antaranya adalah menjaga kesetiannya terhadap pasangannya. Kesetiaan di sini juga mencakup menolak poligami, perselingkuhan, percabulan, dan perceraian.

Apabila kita mengkaji Alkitab, maka kita dapat menemukan bahwa praktek poligami dan perceraian tidaklah dikehendaki Tuhan. Perbuatan ini tentu adalah kekejian bagi Dia. Sebab apa yang telah dipersatukan Tuhan, Alkitab jelas berkata tidak boleh diceraikan oleh manusia.

Sayangnya, ada banyak orang Kristen malah bercerai. Parahnya lagi, masing-masing pasangan itu di kemudian hari menikah lagi dengan orang lain, padahal mantannya itu masih hidup. Hal ini disebabkan karena tidak menghargai pernikahan di dalam Tuhan.

Baca juga: 7 FAKTA TENTANG KARAKTER SAUDARA-SAUDARA YUSUF DALAM ALKITAB

Bila seseorang menghargai pernikahan sebagai lembaga yang dilegalkan Tuhan, maka ia pasti berkomitmen dan memegang janji pernikahan untuk setia sampai maut memisahkan, sesuai dengan janji yang diucapkan keduanya dalam pemberkatan nikah.

Maka, penting sekali seseorang untuk melibatkan Tuhan dan mencari pasangan sesuai dengan kriteria Alkitab. Tujuannya adalah agar kedua pasangan ini harmonis, saling mencintai, atau rumah tangganya langgeng sampai penghabisan nafas terakhir.

Sejak dini, dalam mencari jodoh Kristen atau cinta sejati, seleksilah jodoh saudara dengan benar agar mendapatkan pasangan yang berkomitmen dan merealisasikan kesetiaannya, hingga maut memisahkan.

 

 

8. Jodoh Kristen Haruslah Menjaga Kekudusan dalam Berpacaran

Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang yang tidak adil tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah? Janganlah sesat! Orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci, orang pemburit, pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.

Dan beberapa orang di antara kamu demikianlah dahulu. Tetapi kamu telah memberi dirimu disucikan, kamu telah dikuduskan, kamu telah dibenarkan dalam nama Tuhan Yesus Kristus dan dalam Roh Allah kita. Segala sesuatu halal bagiku, tetapi bukan semuanya berguna. Segala sesuatu halal bagiku, tetapi aku tidak membiarkan diriku diperhamba oleh suatu apapun.

Makanan adalah untuk perut dan perut untuk makanan: tetapi kedua-duanya akan dibinasakan Allah. Tetapi tubuh bukanlah untuk percabulan, melainkan untuk Tuhan, dan Tuhan untuk tubuh. Allah, yang membangkitkan Tuhan, akan membangkitkan kita juga oleh kuasa-Nya.

Tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah anggota Kristus? Akan kuambilkah anggota Kristus untuk menyerahkannya kepada percabulan? Sekali-kali tidak! Atau tidak tahukah kamu, bahwa siapa yang mengikatkan dirinya pada perempuan cabul, menjadi satu tubuh dengan dia? Sebab, demikianlah kata nas: “Keduanya akan menjadi satu daging.”

Tetapi siapa yang mengikatkan dirinya pada Tuhan, menjadi satu roh dengan Dia. Jauhkanlah dirimu dari percabulan! Setiap dosa lain yang dilakukan manusia, terjadi di luar dirinya. Tetapi orang yang melakukan percabulan berdosa terhadap dirinya sendiri.

Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, –dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu! (1 Korintus 6:9-20)

 

Bagian kedelapan dalam pembahasan tentang jodoh Kristen berdasarkan Alkitab adalah dalam berpacaran, kedua sejoli seharusnya menjaga kekudusan.

Percabulan adalah termasuk perbuatan yang tidak berkenan di hadapan Tuhan dan mereka yang mempraktekkan hal ini, bila tidak bertobat, akan berujung kepada penghukuman kekal (Ef. 5:3-5). Dalam berpacaran, kedua sejoli yang sedang mabuk cinta, haruslah dapat menguasai diri agar tidak melakukan percabulan atau hubungan seks diluar nikah.

Tubuh orang percaya, termasuk anak muda Kristen adalah bait Roh Kudus, di mana Roh Kudus diam di dalam diri kita. Untuk itu, dalam menjaga perkenanan kita terhadap Tuhan dan agar Roh Kudus menguasai hidup kita, maka kita harus hidup suci dan menjauhkan segala dosa, diantaranya percabulan.

Baca juga: Hidup yang Berserah Kepada Tuhan, Ini Gambarannya…

Oleh sebab itu, mutlak yang harus dilakukan oleh anak muda Kristen adalah salah satunya menjauhkan diri dari percabulan. Sebaiknya jangan dulu berpacaran bila belum cukup umur dan bila belum siap menikah. Sebab berpacaran adalah proses saling mengenal satu sama lain sebelum berkomitmen masuk dalam jenjang pernikahan.

Dalam berpacaran, hal yang penting harus diperhatikan adalah menjaga kekudusan. Artinya menjaga kekudusan ialah tidak boleh melakukan hubungan seks sebelum menikah atau diluar nikah. Jodoh Kristen itu, cirinya menjunjung tinggi kekudusan dan kesucian hidup.

Seks adalah kudus dan diperuntukkan kepada pasangan yang sudah menikah, bukan diluar pernikahan. Ini rancangan Tuhan bagi manusia, yakni manusia harus masuk dalam pernikahan kudus di mana Tuhanlah yang mempersatukan, memberkati, dan menyertai keluarga tersebut.

Namun sayangnya, banyak anak muda Kristen yang terpengaruh dengan gaya berpacaran duniawi, yang begitu mudahnya berhubungan seks atau percabulan.

Mengingat bahaya percabulan, Paulus menyarankan “Adalah baik bagi laki-laki, kalau ia tidak kawin, tetapi mengingat bahaya percabulan, baiklah setiap laki-laki mempunyai isterinya sendiri dan setiap perempuan mempunyai suaminya sendiri” (1 Korintus 7:1-2).

 

Baca selanjutnya: Klik NEXT di bawah ini, atau klik DI SINI untuk melanjutkan ke isi artikel berikutnya.

Tanggapan Anda:

error: